SUKOHARJO,iNewsSragen.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo berkolaborasi dengan Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) menggalang komitmen dalam penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang mengalami kenaikan jumlah kasusnya.
Untuk mewujudkan komitmen itu, berbagai pertemuan koordinasi lintas sektoral terkait dan multisektor seperti SPSI, APINDO, Disnaker, Dinas Sosial, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga organisasi profesi kesehatan, telah dilakukan.
Kepala DKK Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu dalam konferensi pers bertajuk ‘Komitmen Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkolusis di Kabupaten Sukoharjo’, bersama Komunitas Mentari Sehat Indonesia (MSI) menyampaikan, capaian penemuan terduga TBC di Kota Makmur lebih dari 100%.
“Hal ini dikarenakan gerakan bersama dari lintas program, lintas sektoral, dan berbagai profesi kesehatan untuk melakukan Surveilans Aktif (AI), dan Investigasi Kontak (IK) kasus, baik di faskes ataupun masyarakat beresiko. Namun kegiatan surveilans belum maksimal di lakukan dilingkungan kerja (perusahaan),” kata Tuti, Rabu (29/11/2023). Menurutnya, TBC merupakan tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75% pasien TBC berasal dari kelompok usia produktif, 15-54 tahun (Riskedas 2018). “Lebih dari 25% pasien TBC dan 50% pasien TBC resisten obat berisiko kehilangan pekerjaan mereka karena penyakit ini,” ungkapnya.
Penemuan kasus TBC di Indonesia tahun 2021 diperkirakan mencapai 969.000 kasus. Angka itu naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Dari total estimasi pada tahun 2021 itu, diperkirakan kasus yang ditemukan hanya 443.235 kasus atau 45,7%. Sedangkan sebanyak 525.765 atau 54,3% kasus lainnya belum ditemukan dan dilaporkan.
Berdasarkan data yang dilaporkan DKK Sukoharjo, sampai dengan 22 Nopember 2022 penemuan terduga TBC sebagai salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan sebanyak 10.660 orang atau 120,9%, dan penemuan TBC sebanyak 1460 kasus atau 80,5%. Jumlah angka temuan itu meningkat dibanding tahun sebelumnya, dimana jumlahnya 1.260 kasus atau 67,1%.
Sementara Koordinator TBC dari Komunitas MSI Sukoharjo, Akmal Mukhibbin mengatakan, pihaknya siap bersinergi dalam upaya mencapai eliminasi TBC di Sukoharjo, terutama memberi edukasi dilingkungan kerja atau perusahaan.
“Keterlibatan aktif dari lintas sektor, lintas program, komunitas, dan seluruh masyarakat memiliki peran yang sama-sama penting dalam mencapai tujuan eliminasi TBC,” tegas Akmal.
Perlu diketahui, MSI Sukoharjo yang merupakan yayasan memiliki peran yang signifikan dalam sektor kesehatan. Berkomitmen untuk memobilisasi masyarakat guna mencapai kemandirian dalam penanggulangan berbagai masalah penyakit menular. Yayasan yang beralamat di Gonilan, Kartasura, Sukoharjo ini, fokus pada upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit seperti TBC, HIV/AID, malaria, dan penyakit menular lainnya.