Pemalang – Mentari Sehat Indonesia bekerjasama dengan Komunitas Eliminasi TBC Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam hal inu Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang mengelar Press Conference dengan tajuk “Aksi Nyata dan Komitmen Bersama dalam Percepatan Eliminasi TBC tahun 2028, SSR TBC Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang” di Hotel Winner, Pemalang, Rabu (29/11/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang melalui Kepala Bidang P2P Aris Gunarto mengemukakan, penyakit Tuberkulosis atau TBC masih menjadi masalah kesehatan yang kasusnya sampai saat ini belum terselesaikan. Untuk itu pemerintah menargetkan progam Eliminasi TBC pada tahun 2030. Hal tersebut bukan hanya dari sektor Kesehatan saja melainkan dari berbagi lintas sektor juga dapat membantu dan mendukung eliminasi tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden No.67/2021 tentang Penangulangan Tuberkulosis dimana perlu ada peran serta komunitas dan multisektor dalam bentuk wadah kemitraan, yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan. Dalam rangka melaksanakan Peraturan Presiden tersebut Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menetapkan Peraturan Bupati Pemalang tahun 2019 yakni tentang Rencana Aksi daerah Penanggulangan Tuberkuosis Kabupaten Pemalang Tahun 2020-2024. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang menggandeng komunitas SSR Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang, pemangku kepentingan dan multisektor lainnya untuk bersama-sama ikut serta dalam penanggulangan TBC di Kabupaten Pemalang.
Menurut ketua komunitas Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang Mohamad Rezan mengungkapkan bahwa Komunitas Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang sendiri sudah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Fasyankes di Kabupaten Pemalang melalui Jejaring DPPM (District-Public Private Mix) untuk mempermudah dalam menjalankan tugas penanggulangan TBC. Selain itu melalui Jejaring DPPM (District-Public Private Mix) sudah juga melaksanakan kegiatan pertemuan dengan pihak Pemerintah sebagai Eksekutif seperti Sekretariat Daerah, Dinas Kominfo, Dinas Sosial, Bappeda.
“Peran dari komunitas melakukan Investigasi Kontak pada pasien TBC baik TBC Sensitif Obat/Resistant Obat dimana kegiatan tersebut untuk skrinning baik kontak serumah, anak usia <5 Th dan Kontak erat yang memenuhi syarat rujukan,” papar Mohamad Rezan, Rabu (29/11 /2023).
Lebih lanjut Ketua Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang mengemukakan, dalam memperluas penemuan kasus, komunitas melakukan kegiatan penyuluhan setiap bulannya seperti di Pondok Pesantren, Pasar, Sekolah, Panti Sosial, dan rencana kedepan akan ke Lapas yang ada di Kabupaten Pemalang.
“Bulan Oktober dan November 2023 kemaren komunitas juga melaksanakan kegiatan CXR (Chest X-Ray) di Kecamatan Taman dan Kecamatan Belik, dimana kegiatan tersebut pemerksaan rongten gratis untuk kontak serumah dan kontak erat yang sudah dilakukan Investigasi Kontak oleh kader dimana tujuannya agar kontak yang belum diperiksa bisa dengan rongten dan ini juga untuk lebih meningkatkan penemuan kasus secara dini serta edukasi ke masyarakat terkait TBC. Kegiatan tersebut juga nanti akan dilaksanakan kembali di Bulan Desember 2023 di Kecamatan Randudongkal. Hasil kegiatan tersebut ada 446 kontak yang diperiksa rongten dimana ada 40 kontak yang untuk dicek TCM nya.
Selain itu RSUD Dr.M.Ashari sudah membuka layanan terkait untuk pasien TBC RO (Resistant Obat) dan komunitas sudah bekerjasama pada Bulan September 2023 kemaren untuk pendampingan dan pemberian dana enabler untuk pasien setiap bulannya. Dana enabler tersebut diberikan oleh Global Fund melalui komunitas Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang untuk diberikan kepada pasien TBC RO sebesar Rp 600.000 dari terdiagnosis RO sampai pengobatan selesai.” jelasnya.
Dalam menjalankan upaya eliminasi TBC, masih dijumpai beberapa kendala dan Hambatan. Selama 3 tahun ini semenjak dari tahun 2021, Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pemalang dan Dinas Kesehatan belum adanya akses terkait anggaran yang difasilitasi oleh pemerintah Eksekutif seperti Pemberian Makanan Tambahan untuk kader dan pasien TBC. Di Global Fund Sendiri belum dianggarkan terkait PMT tersebut maka dari itu kami perlu mendapat perhatian dari pemerintah Eksekutif. Diharapkannya hal tersebut bisa terlaksana dengan segera, jelas Rezan.(RedG/*)