Mentari Sehat Indonesia kembali berjejaring dengan Puskesmas Colomadu I pada Jum’at 28 Januari 2022 dalam program pengendalian Tuberkulosis pada anak di bawah 5 tahun, kegiatan ini diinisiasi oleh Programer TBC Puskesmas Colomadu yaitu Ibu Sugihartini, S.Kep dan juga Koordinator Kader MSI Karanganyar yaitu Efitya Fitria Istifarin, S.Sos. Adapun langkah yang diambil yaitu melalui Test Mantoux (Test Tuberkulin) pada Rabu 26 Januari 2022 yang lampau. Apabila Balita Kontak Serumah dengan Indeks Kasus menunjukkan hasil Positif TBC maka akan diberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), namun apabila Balita Kontak Serumah dengan Indeks kasus menunjukkan hasil negatif TBC maka akan diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Dari kegiatan ini terjaring 2 dari 28 Balita yang memiliki gejala dan harus melakukan pemerikasaan lanjutan kepada Dokter Anas (Puskesmas Colomadu I).
Untuk mencegah balita terpapar Tuberkulosis terdapat solusi yang sangat baik dari Pemerintah yaitu menelan pil TPT bagi mereka yang masuk dalam kategori Kontak Erat ataupun Kontak Serumah dengan Indeks Kasus tentunya bagi mereka yang disertai gejala mengarah pada TBC. TPT sendiri berguna untuk mencegah balita yang kontak serumah dengan indeks kasus agar tidak terpapar bakteri Tuberkulosis sehingga berpeluang menjadi sumber penularan baru di lingkungannya. Terdapat 2 pilihan utama untuk pemberian TPT, di antaranya yaitu: 3HP (Isoniazid/Rifapentine) yang dikonsumsi selama 3 bulan atau disebut juga dengan TPT jangka pendek, dan 6H (Isoniazid) yang dikonsumsi selama 6 bulan atau sering disebut sebagai TPT jangka panjang, pil TPT yang diberikan menyesuaikan dengan berat badan balita sehingga dosis antar satu balita dengan balita yang lain tentunya akan berbeda. Pil TPT tentunya memberikan efek samping tertentu pada Balita, namun hal tersebut tidak sebanding dengan manfaat yang akan diberikan dari pil TPT pada Balita. Melihat adanya efek dari pemberian TPT tersebut, pihak Puskesmas Colomadu 1 tentunya tidak gegabah dalam melakukan pemberian TPT, langkah awal yang dapat dilakukan salah satunya ialah dengan pemberian edukasi kepada orangtua balita terkait adanya skoring pada para balita yang akan diberikan TPT, sebagai tindak lanjut dari penjaringan dan tes tersebut maka diambil keputusan bahwa para balita akan diberikan vitamin terlebih dahulu dan dilakukan pemantauan kurang lebih 1 bulan untuk memutuskan apakah balita perlu mendapatkan TPT atau tidak sebagai tindak lanjutnya.
(Peti Sri Rahayu)