GROBOG JATENG – Grobogan – Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Grobogan menggelar kegiatan Press konfersce optimalisasi penemuan kasus dan kometmen penanggulangan TBC di Kabupaten Groboogan bertempat di Hotel Front One, Purwodadi, Grobogan, Senin (27/11/2023).
Kegitan tersebut dihadiri Kepala Dinkes Grobogan Slamet Widodo, Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) pada Dinkes Grobogan Gunawan, Ketua Mentari Sehat Kabupaten Grobogan Ibnu Wahyu Wibowo, Perwakilan Rumah sakit, Puskesmas dan media.
Ketua Mentari Sehat Kabupaten Grobogan Ibnu Wahyu Wibowo mengatakan, tujuan dari kegiatan ini diantaranya untuk mendorong layanan pemerintah dan swasta untuk supaya memenuhi standart pelayanan minimal (SPM) melalui pertemuan dengan pihak terkait. “Melakukan kolaborasi antar pihak untuk membuat rilis media dan menyampaikannya kepada media serta masyarakat di Kabupaten Grobogan,” ujarnya.
Selain itu menurutnya, kegiatan ini jug bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan terhadap kolaborasi dan komitmen dalam upaya penanggulangan TBC di Kabupaten Grobogan. Serta mendorong meningkatnya penemuan kasus TBC di Kabupaten Grobogan.
Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) pada Dinkes Grobogan Gunawan mengungkapkan, penyakit TBC masih menjadi perhatian dunia, bahkan saat ini Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah kasus penderita berkisar 900 ribu. Oleh itu kegitan ini juga dimaksudkan untuk mengevalusi program penanggulangan penyakit TBC terutama di Kabupaten Grobogan.
Acara ini juga untuk penyebarluasan informasi yang benar mengenai TBC ke masyarakat secara massif melalui saluran komunikasi publik, penyelenggaraan upaya perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan TBC. Sebab jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan sekitar 1,5 juta, dengan perkiraan terduga TBC sebanyak 11,699 jiwa, dengan target penemuan TBC sekitar 2.166. “Kalau angka ini ditekan angka kesembuhan harus bagus lebih 90 persen dari yang ditemukan dan diobati,” jelasnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Grobogan Slamet Widodo mengatakan, pihaknya melakukan dengan upaya menjamin ketersediaan logistik untuk pemeriksaan laboratorium dan obat- obatan, dimana, pemeriksaan laboratorium dan obat TB gratis terutama di Puskesmas – puskesmas, kemudian, membangun jejaring layanan TBC antar fasilitas layanan Kesehatan Puskesmas, RS, Klinik dan Dokter Praktek Mandiri guna meningkatkan kualitas layanan terhadap terduga maupun penderita TBC, dengan memberikan obat yang sama supaya tidak terjadi resisten obat olah pasien atau penderita. Bersinergi dengan lintas sektoral dengan dinas/instansi terkait seperti Yayasan Mentari Sehat Indonesia serta peran serta kader kesehatan.
“Mengoptimalkan kegiatan Screening atau deteksi dini melalui pemeriksaan pada kontak erat serumah atau lingkungan dg kasus TBC. Untuk mencegah dan memutus rantai penularan TBC sejak dini, mengupayakan pemberian terapi pencegahan tuberculosis pada kontak erat kasus untuk mencegah munculnya kasus baru,” jelasnya.