BATANG, RADAR PEKALONGAN. DISWAY. ID – Bahagia, itulah yang tergambar dari raut wajah Bayu Hariadi (53) Tahun asal Kecamatan Bawang BATANG. Setelah berjuang selama 9 bulan, Bayu dinyatakan sembuh total dari penyakit Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO).
Atas kesembuhannya, Bayu mendapatkan sertifikat kesembuhan dari RSUD Kabupaten Batang, Kamis 6 Juni 2024. Bayu menjadi pasien pertama TB RO dari total 14 pasien yang mendapatkan perawatan dari RSUD Batang.
“Senang sekali akhirnya bisa dinyatakan sembuh pada Mei lalu. Setelah saya berjuang pengobatan selama 9 bulan,” jelas Bayu.
Ia menjelaskan, jika awalnya mengalami batuk selama dua bulan. Setelah tes dahak, Bayu dinyatakan postif TB RO. Diakuinya tiap hari ia harus rutin mengkonsumsi obat. Bahkan di awal-awal bisa menghabiskan sekitar 15 butir sehari.
“Buat rekan-rekan yang masih berjuang, terus semangat. Jangan sampai sekali-kali putus obat. Patuhi protokol kesehatan dari RS,” pesannya.
Menurutnya kesembuhannya ini tak lepas dari dukungan keluarga, terkhusus istrinya, juga peran serta RSUD Batang dan Dinkes Batang. Selain itu juga bantuan pendampingan dari Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI).
“Kami sangat berterima kasih kepada Dinkes dan juga RSUD Batang. Selain itu kami juga berterima kasih kepada MSI, sudah saya anggap sebagai saudara. Selain istri saya yang mendampingi, MSI juga rutin memberikan pendampingan. Bahkan ada kunjungan ke rumah, dan dipantau perkembangannya juga lewat handphone,” imbuhnya.
Kepala Dinkes Batang, dr Didiet Wisnuhardanto turut mengapresiasi keberhasilan dari RSUD Batang yang telah membantu kesembuhan pasien pertama TB RO. Ia berharap ke depannya, 13 pasien TB RO lainnya bisa segera sembuh.
Dengan kemajuan zaman, saat ini pengobatan TB RO dimudahkan. Pasien tidak perlu injeksi setiap hari. Hanya harus rutin mengkonsumsi obat tiap hari.”Kesembuhan Pak Bayu ini semoga memotivasi pasien lainnya untuk bisa sembuh juga. Dan dengan ini juga bisa membuktikan bahwa RSUD Batang juga bisa memberikan pelayanan pengobatan TB RO. Jadi masyarakat di Batang tidak perlu lagi berobat lebih jauh ke Pekalongan atau Kendal,” jelasnya.
Didiet menyebut, ke depannya ia juga berharap layanan pengobatan TB RO ini bisa juga dilakukan di RSUD Limpung. Sehingga bisa memudahkan masyrakat di wilayah Batang timur untuk mengakses pengobatan.”Salah satu kendala pengobatan TB RO ini adalah konsisten untuk berobat. Dimana memang banyak masyarakat yang terkadang belum bisa konsisten berobat. Khususnya jika terkendala jarak untuk transportasi ke rumah sakit. Tapi kami bersyukur, sekarang ini ada bantuan dari mitra Yayasan MSI yang punya kader untuk pendampingan pengobatan dan bantuan uang penggerak,” Imbuh Didiet.
Ketua Yayasan MSI kabupaten Batang, Samsul Arifin, menyebut pihaknya mendukung pemerintah dalam eliminasi penyakit TB pada 2030 mendatang. Dimana yayasannya turut melakukan pendampingan pengobatan dan juga pencegahan kasus TB di Kabupaten Batang, khususnya TB RO.
Sejak tahun 2023 lalu, kami melakukan pendampingan dan juga bantuan uang penggerak. Untuk pendampingan ini kami utus Pasien Suporter, untuk memberikan pendampingan pengobatan pada pasien, baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
“Setiap bulan kami berikan Rp600 ribu per bulan, sepanjang pasien itu berobat. Baik yang pengobatan jangka pendek atau jangka panjang. Bahkan saat ini kami juga berikan uang penggerak itu ketika pra pengobatan, usai dinyatakan positif TB RO,” jelasnya.
Selain itu pihaknya juga aktif melakukan skrining TB RO kepada kelompok resiko tinggi. Khususnya pada keluarga atau orang sekitar yang telah dinyatakan positif TB RO. “TB RO ini penularannya cepat seperti covid. Karenanya Kami punya sekitar 160 kader di lapangan, jadi ketika ada pasien positif TB RO orang di sekitar mereka langsung kami skrining,” pungkasnya.