Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi beban masalah kesehatan di Indonesia hingga saat ini. Di saat yang bersamaan Indonesia juga menghadapi wabah corona virus (Covid-19) dan harus lebih diwaspadai oleh pasien TBC. Kedua penyakit ini menyerang organ pernafasan yang menular melalui droplet (percikan), menyerang segala usia tak terkecuali lanjut usia dan orang yang memiliki imunitas tubuh rendah seperti mereka dengan gangguan kronis pada paru, bahkan pada anak-anak. Jadi penggunaan masker menjadi penting untuk mengurangi penularan semua penyakit yang dikeluarkan lewat saluran pernapasan. Berdasar hal tersebut maka diperlukan sebuah upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut, salah satunya melalui Sosialisasi Penanganan TBC Covid-19 yang dilaksanakan pada hari Senin (22/11/21) oleh komunitas SSR MSI Karanganyar. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Kader TBC di wilayah Kabupaten Karanganyar, kegiatan ini diinisiasi oleh SSR MSI kabupaten Karanganyar dan dimulai pukul 09.00 WIB bertempat di Panti Putri Aisyiyah LKSA Kabupaten Karanganyar.
Penyampaian materi dalam kegiatan ini disampaikan oleh bapak Sri Winarno, SKM dan Ibu Rina Surani dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dan Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Karanganyar. Perlunya kegiatan ini didasarkan pada antisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang dikhawatirkan berdampak pada banyaknya fasilitas layanan Kesehatan berfokus pada penanganan Covid-19. Tak hanya itu, gejala yang ditimbulkan pada pasien TB dan Covid-19 hampir sama sehingga diharapkan komunitas Kader TB SSR MSI Kabupaten Karanganyar harus mengetahui perbedaannya baik gejala yang ada pada suspect TBC dan Gejala yang ada pada suspect Covid-19 sebelum dilanjutkan pemeriksaan sputum/dahak. Jika pada penanganan Covid-19 dilakukan testing, tracing, dan treatment. Maka, penanganan pasien TB juga sama. Walaupun kedua penyakit tersebut adalah penyakit menular yang menyerang paru dan memiliki potensi tinggi dalam penyebarannya, namun sebenarnya banyak perbedaan serta keduanya dapat disembuhkan. TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang telah ada sejak 1882, sedangkan COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang baru muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.
Tuberkulosis dan Covid-19 memiliki gejala yang serupa tapi tak sama seperti adanya batuk, demam dan sesak napas. Meski demikian, penyebab dan pengobatan dari kedua penyakit tersebut berbeda. Apabila keduanya diidap oleh seseorang, perkiraan perjalanan Covid-19 seseorang akan menjadi lebih buruk. Selain itu pandemi Covid-19 membawa masalah baru bagi pasien TBC seperti banyak kasus resistensi obat dan banyaknya imunisasi yang terlewat. Maka dari itu pasien TBC di masa pandemi harus tetap meminum obat secara rutin, baik yang terinfeksi Covid-19 maupun tidak. Selain itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara ketat dan mengikuti anjuran terbaru penggunaan masker dari pemerintah, guna mencegah penyebaran Covid-19. Dengan diadakannya sosialisasi ini, diharapkan Kader TBC SSR MSI Karanganyar dalam pergerakannya lebih aktif dan antisipatif untuk menjangkau kasus TBC melalui kegiatan investigasi kontak di masa Pandemi Covid-19. Kegiatan yang difasilitatori oleh Shubuha Pilar Naredia, M.Si, selaku staff program SSR MSI Karanganyar ini juga berfokus pada peningkatan kapasitas kader agar dapat mengetahui penanganan pasien TBC di Masa Pandemi Covid-19.
(P Sri Rahayu)